Wasiat

Referensi: pngtree

Apa yang kamu pikirkan saat mendengar kata “wasiat” ?

Pesan terakhir seseorang sebelum meninggal ? Atau pesan dari sesorang sebelum melakukan sesuatu ? Atau pesan tentang kebijaksanaan yang dibagikan oleh seseorang ? Atau ada hal yang lain mungkin ?

Banyak cara mengartikan kata “wasiat” dari berbagai sudut pandang. Semua bergantung pada pembaca yang mengartikan kata tersebut.

Tempo hari penulis mendapat wasiat dari guru penulis. Dalam suasana yang cukup tenang, sang guru memberikan beberapa wasiat yang di turunkan dari guru sebelumnya dan ada tambahan dari guru tersebut juga.

Izin penulis membagikan beberapa wasiat yang di sampai kan oleh guru tersebut :

  1. Hiasan
  2. Sunnah
  3. Dakwah
  4. Tidak mengetahuinya

Pertama, semua ilmu yang didapatkan dari sang guru yang terhubung dengan guru-guru sebelumnya hingga bertemu ke sumber dari ilmu tersebut. Hanya merupakan hiasan untuk zaman sekarang saat ini. Kita boleh senang dengan hubungan dari ilmu tersebut. Namun, jangan sampai berbangga diri terhadap ilmu tersebut.

Kedua, sunnah* apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa. Perbanyaklah amalan sunnah tanpa meninggalkan yang wajib. Amalan yang memiliki dasar atas amalan tersebut dan dikerjakan sesuai dengan tuntunan dan tidak berlebihan dalam mengerjakannya.

Ketiga, dakwah. Sebaik baik nya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain. Salah satu amalan yang diharapkan agar terus mengalir pahalanya adalah ilmu yang bermanfaat. Amalan yang sedikit namun konsisten lebih baik daripada amalan yang besar yang jarang dikerjakan. Setelah mendapatkan ilmu yang cukup untuk diri kita sendiri, alangkah baiknya bila kita bagikan juga terhadap orang-orang di sekitar kita.

Keempat, perbanyaklah mengingat* dengan kalimat “saya tidak tahu” terhadap ilmu-ilmu yang memang kita tidak mengetahuinya. Membicarakan sesuatu tanpa ilmu atau melakukan sesuatu tanpa ilmu dapat menimbulkan kerusakan yang lebih besar dan kesia-siaan. Maka perbanyaklah kalimat “saya tidak tahu” karena memang kita tidak mengetahuinya.

Sekian, wasiat yang disampaikan dari guru penulis. Agar menjadi pengingat untuk penulis sendiri dan bagi para pembaca. Terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *